A. PERKEMBANGAN ALINEA.
Perkembangan
dan pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu pertama, kemampuan
memperinci secara maksimal gagasa utama alinea kedalam gagasan-gagasan bawahan,
dan kedua , kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan
yang benar.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa
metode pengembangan itu sesuai dengan dasar pembentukan alinea tersebut.
1.
Klimaks
dan Anti-klimaks
Perkembangan
gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks,
yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan
yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan
gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau
kepentingannya. Dengan kata lain gagsan-gagasan bawahan disusun sekian macam
sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari gagasan
sebelumnya, atau perhatian penulis terhadap gagasan berikut selalu menjadi
lebih besar bila dibandingkan dengan perhatiannya terhadap gagasan-gagasan
sebelumnya.
2.
Sudut
pandangan
Yang
dimaksud dengan sudut pandangan adalah tempat dari mana seorang pengarang
melihat sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas
sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang
itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seorang menggambarkan isi
sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian
secara perlahan-lahan dan berurutan menggambarkan barang demi barang yang
terdapat dalam ruangan itu, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur ke
belakang. Sebab itu urutan semacam ini disebut juga urutan-ruang.
3. Perbandingan dan
pertentangan.
Yang
dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara di mana
pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek atau
gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan
misalnya dua tokoh pendidikan,bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya
dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu.
4.
Analogi
Analogi
merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan
memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi, sekedar sebagai
ilustrasi. Atau dapat dikatakan secara lebih sederhana, perbandingan
menunjukkan kesamaan antara barang-barang dalam kelas yang sama.
5.
Contoh
Sebuah
gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan
ilustrasi-ilustrasi yang konkrit sehingga dapat di pahami oleh pembaca. Untuk
ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering
dipergunakan contoh-contoh yang konkrit. Yang
mengambil tempat dalam sebuah alinea. Tetapi harus diingat bahwa sebuah
contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi
dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis.
6.
Proses.
Sebuah
dasar lain yanga dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah
alenia dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan
dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu kejadian atau peristiwa.
7.
Sebab
–akibat
Perkembangan
sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai
dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan
akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik: akibat
dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.
8.
Umum
–khusus.
Kedua
cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum, merupakan cara yang paling umum
untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratur. Dalam
hal yang pertama gagasan utamanya ditempatkan pada awal alinea, secara
pengkhususan atau perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat
berikutnya. Sebaliknya dalam hal yang kedua mula-mula dikemukakan
perincian-perinciannya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya. Jadi, yang
satu bersifat deduktif sedangkan yang lainnya bersifat induktif.
9.
Klasifikasi
Yang
dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan
barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu
klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama, mempersatukan
satuan-satuan kedalam suatu kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari
kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan
tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus
dan khusus-umum.
10.
Definisi
luas.
Yang
dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang
untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.
11.
Perkembangan
dan kepaduan antar alinea.
Semua
yang telah kita uraikan di atas bertolak dari alinea sebagai sebuah unit.
Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea ini tidak berdiri sendiri, tetapi
merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, entah
berupa bab maupun unit yang berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena alinea
merupakan unit yang lebih kecil, ,maka harus dijaga agar hubungan antara alinea
yang satu dengan alinea yang lain, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih
besar itu, terjalin dengan baik.
B.KALIMAT
EFEKTIF
A.
Kalimat efektif
Kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik
dengan apa yang dipikirkan pembaca atau penulis.
Jadi
yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat
berikut:
1. Secara
tetap dapat mewakili gagasan atau perasaan pembaca atau penulis.
2. Sanggup
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca
seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
B.
Kesatuan gagasan
Kesatuan gagasan jangan lah pula
diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide tunggal. Bisa terjadi bahwa kesatuan
gagasan itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih.
a. Yang
jelas kesatuan gagasannya
Contoh: ükamu
boleh menyusul saya ketempat itu, atau tinggal saja disini( kesatuan
pilihan)
b. Yang
tidak jelas kesatuan gagasannya.
Kesatuan gagasan
biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau predikat
tidak jelas, terutama
karena salah menggunakan kata-kata depan.
Contohnya:ü
Di daerah-daerah sudah mempunyai lembaga Bahasa.
C.
Koherensi yang baik dan kompak.
Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak
adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau
kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali merusakkan
koherensi adalah menempatkan kata depan,kata penghubung yang tidak sesuai atau
tidak pada tempatnya, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada
tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
a. Koherensi
rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Contohnya:
BAIK: adik saya yang paling kecil memukul anjing
dikebun kemarin pagi,dengan
sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK: adik saya
yang paling kecil memukul dangan sekuat tenaganya
kemarin pagi dikebun
anjing.
b. Kepaduan
sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata
penghubung dan sebagainya.
Contohnya:
Interaksi antara
perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa
menentukan bagi pola kepribadian yang sedang
berkembang( tanpa bagi ).
D. Penekanan
Dalam
bahasa lisan kita dapat mrmpergunakan tekanan, gerak-gerik dan sebagainya untuk
memberi tekanan pada sebuah kata.
Contohnya:
Pada
kesempatan lain kami berharap kita dapat
membicarakan lagi soal ini.
Soal
ini dapat kita bicarakan pada kesempatan
lain, demikian harapan kami.
E. Variasi.
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak
belakang dengan repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek
penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi dakam kalimat dapat
di peroleh dengan beberapa macam cara, yaitu:
a. Variasi
sinonim kata yaitu variasi berupa sinonim kata, atau penjelasan-penjelasan yang
berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang di
sampaikan.
Contohnya:
Dari renungan itulah
penyair menemukan suatu makna, suatu
realitasyang baru,
suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang
menjiwai seluruh puisi.
F.
Paralelisme.
Paralelisme
atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal
dengan mempertahankan bagian-bagianyang sederajat dalam konstruksi yang sama.
Contohnya:
BAIK: tahap terakhir
dari penyelesaian gedung itu adalah :
pengecatan seluruh
temboknya, pemasangan penerangan, pengujian sistim pembagian air, dan
pengaturan
tata ruangnya.
SALAH: tahap terakhir
dari penyelesaian gedung itu adalah :
pengecatan seluruh
temboknya, memasang penerangan, pengujian sistim pembagian air, dan pengaturan
tata ruangnya.
G. Penalaran
atau logika.
Unsur lain yang harus diperhitungkan dalam
pemakaian bahasa adalah segi penalaran atau logika. Jalan pikiran pembicara
turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya
dapat dipahami.yang dimaksud dengan jalan pikiran adalah berpikir yang berusaha
untuk menghubung-hubungkan menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal.
Tulisan-tulisan yang jelas dan dan terarah merupakan perwujudan dari pada
berpikir logis. Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Tiap bagian kalimat dapat
dimengerti, namun penyatuannya menimbulkan hal yang tidak
bisa atau sulit diterima akal.
Contohnya:
Dia mengatakan pada
saya bahwa ia telah lulus, tetapi anjing itu tidak mau mengikuti
perintah pemburu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar