PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI UIN SUSKA RIAU
Home » » Perkembangan Alinea dan Kalimat Efektif

Perkembangan Alinea dan Kalimat Efektif

Rabu, 15 Oktober 2014 | 0 komentar



 



A.    PERKEMBANGAN ALINEA.
Perkembangan dan pengembangan alinea mencakup dua persoalan utama yaitu pertama, kemampuan memperinci secara maksimal gagasa utama alinea kedalam gagasan-gagasan bawahan, dan kedua , kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang benar.
Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode pengembangan itu sesuai dengan dasar pembentukan alinea tersebut.
1.      Klimaks dan Anti-klimaks
Perkembangan gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Dengan kata lain gagsan-gagasan bawahan disusun sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya, atau perhatian penulis terhadap gagasan berikut selalu menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan perhatiannya terhadap gagasan-gagasan sebelumnya.

2.      Sudut pandangan
Yang dimaksud dengan sudut pandangan adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian secara perlahan-lahan dan berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan itu, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur ke belakang. Sebab itu urutan semacam ini disebut juga urutan-ruang.

3.      Perbandingan dan pertentangan.
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara di mana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, objek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan,bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu.

4.      Analogi
Analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi, sekedar sebagai ilustrasi. Atau dapat dikatakan secara lebih sederhana, perbandingan menunjukkan kesamaan antara barang-barang dalam kelas yang sama.






5.      Contoh
Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkrit sehingga dapat di pahami oleh pembaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkrit. Yang  mengambil tempat dalam sebuah alinea. Tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang, tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis.

6.      Proses.
Sebuah dasar lain yanga dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alenia dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu, atau urutan dari sesuatu kejadian atau peristiwa.

7.      Sebab –akibat
Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik: akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

8.      Umum –khusus.
Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum, merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratur. Dalam hal yang pertama gagasan utamanya ditempatkan pada awal alinea, secara pengkhususan atau perincian-perinciannya terdapat dalam kalimat-kalimat berikutnya. Sebaliknya dalam hal yang kedua mula-mula dikemukakan perincian-perinciannya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya. Jadi, yang satu bersifat deduktif sedangkan yang lainnya bersifat induktif.

9.      Klasifikasi
Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan kedalam suatu kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum.
10.  Definisi luas.
Yang dimaksud dengan definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.

11.  Perkembangan dan kepaduan antar alinea.
Semua yang telah kita uraikan di atas bertolak dari alinea sebagai sebuah unit. Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, entah berupa bab maupun unit yang berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena alinea merupakan unit yang lebih kecil, ,maka harus dijaga agar hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lain, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu, terjalin dengan baik.

B.KALIMAT EFEKTIF
A. Kalimat efektif
Kalimat yang efektif  memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca identik dengan apa yang dipikirkan pembaca atau penulis.
Jadi yang dimaksud dengan kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1.      Secara tetap dapat mewakili gagasan atau perasaan pembaca atau penulis.
2.      Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.

B. Kesatuan gagasan
Kesatuan gagasan jangan lah pula diartikan bahwa hanya terdapat suatu ide tunggal. Bisa terjadi bahwa kesatuan gagasan itu terbentuk dari dua gagasan pokok atau lebih.
a.       Yang jelas kesatuan gagasannya
Contoh: ükamu boleh menyusul saya ketempat itu, atau tinggal saja disini( kesatuan   
                 pilihan)
b.      Yang tidak jelas kesatuan gagasannya.
Kesatuan gagasan biasanya menjadi kabur karena kedudukan subjek atau predikat
tidak jelas, terutama karena salah menggunakan kata-kata depan.
Contohnya:ü Di daerah-daerah sudah mempunyai lembaga Bahasa.

C. Koherensi yang baik dan kompak.
 Koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Kesalahan yang seringkali merusakkan koherensi adalah menempatkan kata depan,kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, kata penghubung yang tidak sesuai atau tidak pada tempatnya, penempatan keterangan aspek yang tidak sesuai dan sebagainya.
a.       Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Contohnya:
BAIK:  adik saya yang paling kecil memukul anjing dikebun kemarin pagi,dengan
sekuat tenaganya.
TIDAK BAIK: adik saya yang paling kecil memukul dangan sekuat tenaganya
kemarin pagi dikebun anjing.
b.      Kepaduan sebuah kalimat akan rusak pula karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung dan sebagainya.
Contohnya:
Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa
menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang( tanpa bagi ).
D. Penekanan
Dalam bahasa lisan kita dapat mrmpergunakan tekanan, gerak-gerik dan sebagainya untuk memberi tekanan pada sebuah kata.
Contohnya:
Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
E.  Variasi.
  Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi atau pengulangan sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi dakam kalimat dapat di peroleh dengan beberapa macam cara, yaitu:
a.       Variasi sinonim kata yaitu variasi berupa sinonim kata, atau penjelasan-penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang di sampaikan.
Contohnya:
Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitasyang baru,
suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.

F. Paralelisme.
Paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagianyang sederajat dalam konstruksi yang sama.
Contohnya:
BAIK: tahap terakhir dari penyelesaian gedung itu adalah : pengecatan seluruh
temboknya, pemasangan penerangan, pengujian sistim pembagian air, dan
pengaturan tata ruangnya.

SALAH: tahap terakhir dari penyelesaian gedung itu adalah : pengecatan seluruh
temboknya, memasang penerangan, pengujian sistim pembagian air, dan pengaturan
tata ruangnya.
G. Penalaran atau logika.
  Unsur lain yang harus diperhitungkan dalam pemakaian bahasa adalah segi penalaran atau logika. Jalan pikiran pembicara turut menentukan baik tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami.yang dimaksud dengan jalan pikiran adalah berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan menuju kepada suatu kesimpulan yang masuk akal. Tulisan-tulisan yang jelas dan dan terarah merupakan perwujudan dari pada berpikir logis. Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Tiap bagian kalimat dapat dimengerti, namun penyatuannya menimbulkan hal yang tidak bisa atau sulit diterima akal.
Contohnya:
Dia mengatakan pada saya bahwa ia telah lulus, tetapi anjing itu tidak mau mengikuti
perintah pemburu itu.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Powered by | Riki Kurniawan | Database Agroteknologi
Copyright © 2014. Database Agroteknologi - All Rights Reserved
Template Modify by Riki Kurniawan
Proudly powered by Blogger